Rabu, 16 April 2014

TEORI MOBILISASI SUMBER DAYA


            Terdapat berbagai definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai konsep gerakan sosial. Secara umum, gerakan sosial adalah suatu tindakan kolektif dalam masyarakat atau kelompok yang digerakkan oleh orang-orang yang merasa tidak puas dengan struktur sosial yang ada dan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan mengubah struktur sosial dengan menggantikan dengan struktur sosial yang baru. [1]
            Selanjutnya terdapat pula berbagai teori yang menjelaskan tentang gerakan sosial ini. Salah satunya adalah teori pengerahan sumber daya yang berkembang pada rahun 1970-an. Teori ini menekankan pentingnya sumber daya dalam perkembangan dan keberhasilan suatu gerakan sosial, misalnya dalam bentuk pengetahuan, uang, media, tenaga kerja, kesetiakawanan, legitimasi, dan berupa dukungan bagi gerakan tersebut, baik dukungan internal maupun dukungan eksternal dari elit penguasa.
            Asumsi utama teori ini adalah gerakan sosial dapat berkembang ketika individu yang merasa tidak puas tersebut mampu untuk mengerahkan sumber daya yang cukup untuk bertindak melalui sebuah gerakan. Teori pengerahan sumber daya atau mobilisasi sumber daya ini adalah menawarkan  penjelasan mengapa sekelompok individu yang tidak puas mampu mengorganisasi suatu gerakan sedangkan yang lain tidak.
            Beberapa asumsi dari teori mobilisasi sumber daya antara lain:
  1. proses perubahan dalam suatu masyarakat modern pasti terjadi karena terdapat banyak perbedaan pandangan politik yang memunculkan ketidakpuasan di dalamnya. Hal ini membuat para aktor berpikir secara rasional untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat dari calon anggota yang akan direkrut sehingga terlibat dalam suatu gerakan.
  2. komitmen dari anggota gerakan dijaga melalui pembentukan identitas kolektif secara berkelanjutan melalui hubungan antar pribadi tiap anggotanya. Hal ini dilakukan untuk menghadapi ketidakpastian pengumpulan sumber daya organisasi
  3. gerakan sosial membutuhkan suatu kemampuan memimpin karena kemampuan untuk mengorganisasi dapat mengubah ketidakpuasan kolektif menjadi suatu gerakan sosial.
  4. organisasi gerakan sosial dapat menjadi sarana pengumpulan sumber daya dalam mendukung aktivitas gerakan, seperti dana, peralatan, akses media, dll.
  5. suatu gerakan seringkali menghadapi ketidakpastian dalam usaha mengumpulkan dan menggerakkan sumber daya, karena hal tersebut tergantung pada pengelolaan organisasi dan sumber daya yang dimiliki, sehingga tidak ada pola yang jelas dalam pengembangan gerakan atau metode umum dari gerakan sosial tersebut.[2]  
Berdasarkan uraian tadi dapat disimpulkan bahwa gerakan sosial akan muncul bila didukung oleh ketersediaan sumber daya, seperti adanya dukungan kelompok koalisi, dana, upaya pengorganisasian yang efektif, dan juga ideologi. Teori mobilisasi sumber daya ini menolak penjelasan tentang adanya peran perasaan atau faktor psikologis dalam menjelaskan fenomena gerakan sosial karena menurutnya suatu gerakan muncul akibat dukungan dari sumber daya tersebut.[3]


DAFTAR PUSTAKA


BUKU
Maarif, Syamsul. 2010. Bahan Ajar Sosiologi. Perilaku Kolektif & Gerakan Sosial. Yogyakarta: Gress Publishing

INTERNET
Riyan. 2012. “Teori Gerakan Sosial”. Dari http://riyanpgri.blogspot.com/2012/11/teori-gersos.html  (diakses 12 Februari 2012 jam 18.50)



[1] Maarif, Syamsul. 2010. Bahan Ajar Sosiologi. Perilaku Kolektif & Gerakan Sosial. Yogyakarta: Gress Publishing halaman 53
[2] Ibid,. Halaman 68-70
[3] Riyan. 2012. “Teori Gerakan Sosial”. Dari http://riyanpgri.blogspot.com/2012/11/teori-gersos.html  diakses 12 Februari 2012 jam 18.50