HAPPY JOBLESS
By: Mumutaro
Sebagai kelanjutan dari tulisanku sebelumnya, tentang
susahnya mencari pekerjaan yang sesuai kemampuan ataupun sesuai passion,.. kali ini aku akan menulis
tentang kehidupan seorang jobless.
Sebagai informasi, sejak menerbitkan tulisanku tentang job seeker di blog ini, sampai sekarang aku juga belum dapat
pekerjaan. Sesuai dengan kondisi itu, maka jobless
dapat didefinisikan sebagai seseorang dalam usia produktif yang sedang mencari
pekerjaan, tapi belum mendapatkan.
Aku
nggak akan membahas topik itu pakai data-data statistik atau segala macam
teori. Awalnya aku juga ingin protes dengan keadaan ini, bahwa menjadi job seeker itu nggak mudah (terutama
karena aku bukan dari jurusan yang aplikatif dalam kehidupan kerja). Setelah
berpikir sejenak, ternyata banyak keuntungan yang aku dapatkan dengan keadaan
ini.
Aku jadi
punya waktu luang untuk melakukan berbagai kegiatan yang sebelumnya nggak
sempat aku jalani karena sibuk kuliah. Misalnya membaca buku-buku yang menumpuk
di lemari. Karena aku sempat menjadi book
hunter di berbagai acara diskon buku, novel-novel yang aku beli itu malah
terbengkalai. Nah sekarang, dengan adanya waktu luang, aku bisa mulai
menghabiskan stok buku-buku itu. Setelah ini aku harap aku nggak cuma bisa baca
novel aja, tapi juga membaca buku-buku lain yang nonfiksi, terutama buku
filsafat.
Selain
baca buku, aku juga jadi punya waktu untuk memperbaiki skill TOEFL-ku yang pas-pasan. Waktu SMA, skor TOEFL-ku parah
banget jeleknya. Saking susahnya, tiap ada pelajaran TOEFL di sekolah rasanya
tertekan banget. Untungnya, aku kuliah di jurusan yang membutuhkan skill bahasa
Inggris, jadi aku memacu diriku sendiri untuk bisa berbahasa Inggris. Aku baca
semua materi kuliah yang berbahasa Inggris, sedapat mungkin nggak bergantung
pada google translate. Lalu aku juga
menonton film tanpa membaca subtitle.
Atau menggunakan subtitle English
saat menonton drama Korea (dulu sempat ikut lihat Kpop).
Teknik
pemaksaan bahasa Inggris saat kuliah itu ternyata cukup membantu. Setidaknya
untuk berbahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, aku nggak terlalu
mengalami kendala. Tapi TOEFL,... tetap aja butuh waktu khusus untuk belajar.
Seenggaknya untuk membaca teori grammar
dan latihan soal. Itu nggak mungkin bisa aku lakukan kalau aku sibuk kerja.
Nah, dengan adanya waktu luang ini, aku manfaatkan juga untuk melahap semua
materi dan soal TOEFL.
Selain
TOEFL, aku juga tertarik untuk mulai belajar bahasa lain, selain Inggris. Dulu
sempat iseng belajar bahasa Korea saat liburan semester,.. lalu terbengkalai
karena sibuk kuliah. Lumayan sih, jadi bisa baca tulisan hangul, walau sampai
sekarang tetap nggak bisa merangkai kata dengan bahasa Korea.
Sekarang
karena nggak terlalu mengikuti Kpop (yang membosankan itu),.. aku mencoba
belajar bahasa Perancis deh. Pertama, karena bahasa Perancis nggak terlalu
populer di negara ini. Jarang orang yang bisa berbahasa Perancis. Mungkin
bahasa Korea atau Jepang lebih populer karena penggemar Asian Pop di sini banyak.
Justru itulah peluang buat aku. Aku ingin mempelajari sesuatu yang berbeda dan
masih langka.
Aku baru
belajar bahasa Perancis satu atau dua minggu ini. Itu pun baru belajar mengeja,
seperti kembali jadi anak-anak. Paling-paling juga baru bisa bilang,”Bonjour,”. Haha. Tapi sejauh ini aku
menikmati prosesnya.
Oh ya.
Selain baca buku, belajar untuk tes TOEFL, dan bahasa Perancis, aku juga dalam
proyek membukukan karya-karya novelku. Setahun kemarin, karena terlalu stress
saat menggarap skripsi, aku melarikan diri dengan membuat cerita-cerita yang
ternyata malah memanjang. Lumayan sih, ada empat cerita yang tamat. Sisanya ada
sekitar tiga atau empat cerita yang macet (sampai sekarang). Diantara
cerita-cerita yang selesai itu, sekarang sedang diedit ulang supaya bisa
dicetak jadi buku. Bukan untuk dijual, tapi untuk dokumentasi pribadi. Ternyata
selama proses skripsi itu,aku juga menghasilkan sesuatu untuk dikenang. Mungkin
sekarang adalah waktu yang tepat untuk lebih serius menggarap novel-novel tadi.
Selanjutnya
apa ya? Mungkin aku akan mnecoba mempelajari keterampilan atau hal baru
lainnya. Karena aku jobless, dan suatu saat nanti pasti membutuhkan uang,...
aku mulai berpikir untuk berwirausaha. Yah,.. dengan keadaan sekarang aku
memang belum punya inspirasi apapun untuk membuat apa. Mungkin seiring
berjalannya waktu ini, aku bisa menemukan apa yang benar-benar aku suka.
Menjadi jobless memang nggak terlalu
menyenangkan. Aku juga bosan selalu di rumah, terkadang bingung karena uang
menipis, atau ketakutan dengan nasib di masa depan. Tapi setelah direnungkan,
ternyata banyak hal yang bisa aku lakukan, mumpung masih belum terikat pada
tanggung jawab yang lebih besar lagi. Menjadi bahagia itu penting. Dan lebih
penting lagi adalah mensyukuri keadaan yang ada saat ini, dan memanfaatkan
waktu luang sebaik mungkin.
Have a nice day, all. J