Terdapat berbagai definisi yang
telah dikemukakan oleh para ahli mengenai konsep gerakan sosial. Secara umum,
gerakan sosial adalah suatu tindakan kolektif dalam masyarakat atau kelompok
yang digerakkan oleh orang-orang yang merasa tidak puas dengan struktur sosial
yang ada dan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan
mengubah struktur sosial dengan menggantikan dengan struktur sosial yang baru. [1]
Selanjutnya terdapat pula berbagai
teori yang menjelaskan tentang gerakan sosial ini. Salah satunya adalah teori
pengerahan sumber daya yang berkembang pada rahun 1970-an. Teori ini menekankan
pentingnya sumber daya dalam perkembangan dan keberhasilan suatu gerakan
sosial, misalnya dalam bentuk pengetahuan, uang, media, tenaga kerja,
kesetiakawanan, legitimasi, dan berupa dukungan bagi gerakan tersebut, baik
dukungan internal maupun dukungan eksternal dari elit penguasa.
Asumsi utama teori ini adalah gerakan
sosial dapat berkembang ketika individu yang merasa tidak puas tersebut mampu
untuk mengerahkan sumber daya yang cukup untuk bertindak melalui sebuah gerakan.
Teori pengerahan sumber daya atau mobilisasi sumber daya ini adalah
menawarkan penjelasan mengapa sekelompok
individu yang tidak puas mampu mengorganisasi suatu gerakan sedangkan yang lain
tidak.
Beberapa asumsi dari teori
mobilisasi sumber daya antara lain:
- proses perubahan dalam suatu masyarakat modern
pasti terjadi karena terdapat banyak perbedaan pandangan politik yang
memunculkan ketidakpuasan di dalamnya. Hal ini membuat para aktor berpikir
secara rasional untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat dari calon
anggota yang akan direkrut sehingga terlibat dalam suatu gerakan.
- komitmen dari anggota gerakan dijaga melalui
pembentukan identitas kolektif secara berkelanjutan melalui hubungan antar
pribadi tiap anggotanya. Hal ini dilakukan untuk menghadapi ketidakpastian
pengumpulan sumber daya organisasi
- gerakan sosial membutuhkan suatu kemampuan
memimpin karena kemampuan untuk mengorganisasi dapat mengubah
ketidakpuasan kolektif menjadi suatu gerakan sosial.
- organisasi gerakan sosial dapat menjadi sarana
pengumpulan sumber daya dalam mendukung aktivitas gerakan, seperti dana,
peralatan, akses media, dll.
- suatu gerakan seringkali menghadapi
ketidakpastian dalam usaha mengumpulkan dan menggerakkan sumber daya,
karena hal tersebut tergantung pada pengelolaan organisasi dan sumber daya
yang dimiliki, sehingga tidak ada pola yang jelas dalam pengembangan
gerakan atau metode umum dari gerakan sosial tersebut.[2]
Berdasarkan
uraian tadi dapat disimpulkan bahwa gerakan sosial akan muncul bila didukung
oleh ketersediaan sumber daya, seperti adanya dukungan kelompok koalisi, dana, upaya
pengorganisasian yang efektif, dan juga ideologi. Teori mobilisasi
sumber daya ini menolak penjelasan
tentang adanya peran perasaan atau faktor psikologis dalam menjelaskan fenomena gerakan sosial karena
menurutnya suatu gerakan muncul akibat dukungan dari sumber daya tersebut.[3]
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Maarif, Syamsul. 2010. Bahan Ajar Sosiologi. Perilaku Kolektif
& Gerakan Sosial. Yogyakarta: Gress Publishing
INTERNET
Riyan. 2012. “Teori Gerakan
Sosial”. Dari http://riyanpgri.blogspot.com/2012/11/teori-gersos.html
(diakses 12 Februari 2012 jam 18.50)
[1] Maarif, Syamsul. 2010. Bahan Ajar Sosiologi. Perilaku Kolektif
& Gerakan Sosial. Yogyakarta: Gress Publishing halaman 53
[2] Ibid,. Halaman 68-70
[3] Riyan. 2012. “Teori Gerakan
Sosial”. Dari http://riyanpgri.blogspot.com/2012/11/teori-gersos.html
diakses 12 Februari 2012 jam 18.50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar