Dalam
rangka mewujudkan kembali impian tentang kejayaan Rusia di tingkat global,
pemerintahan Putin juga sangat memperhatikan berbagai kebijakan luar negerinya
demi memperluas pengaruh Rusia dan utamanya untuk menyaingi Amerika Serikat
yang saat ini sangat mendominasi politik internasional. Secara garis besar
terdapat tiga hal utama yang dilakukan oleh pemerintah Rusia dalam hal
kebijakan luar negeri, yaitu menjalin hubungan dengan negara bekas Uni Soviet, menjalin
hubungan diplomatik dengan berbagai negara, dan membentuk berbagai kerjasama
internasional. Mengenai kebijakan luar negeri Rusia dan tujuannnya akan dibahas
lebih lanjut sebagai berikut:
a. hubungan dengan negara bekas soviet
Hubungan antara Rusia dengan negara bekas
Uni Soviet terbentuk dengan adanya CIS yang terdiri dari negara-negara bekas
Uni Soviet dan pembentukan secara bertahap Uni Rusia-Belarusia. Pembentukan
tersebut sebagai upaya reintegrasi negara-negara tersebut setelah lepas dari
Uni Soviet. Secara geopolitik, hal ini diharapkan mampu menjamin pertahanan dan
keamanan Rusia karena Rusia dapat membangun pangkalan militernya di negara-negara
CIS tersebut. Secara umum bentuk hubungan antara Rusia dengan CIS adalah
mengupayakan penyelesaian konflik di negara-negara CIS, kerjasama politik dan
militer di bidang keamanan dan masalah terorisme.[1] Dengan
adanya hubungan baik yang terjain dengan Negara bekas Uni Soviet ini diharapkan
Rusia bias menggalang kekuatannya karena negara-negara tersebut kembali
bergabung dengan Rusia.
b. peningkatan hubungan diplomatik
Dalam rangka memperkuat kekuatan global Rusia juga
menjalin hubungan dengan China. Sebagai bentuk kerjasama tersebut Presiden
China yang baru, Xi Jinping melakukan kunjuan diplomatik ke Rusia. Kunjungan
tersebut dipandang sebagai suatu aksi pembentukan aliansi antara Rusia dan
China dalam rangka menanding dominasi Amerika Serikat. [2]
Kunjungan tersebut membahas kerjasama Rusia dan China dalam BRICS. Selama
perang Dingin Rusia dan China memang tidak teralalu dekat karena sengketa
perbatasan, namun saat ini hubungan keduanya mulai membaik terutama dalam hal
sosial ekonomi.
Secara politik internasional, Rusia dan China
merupakan anggota Dewan Keamanan PBB yang cukup kritis terhadap AS. Kedua
negara menentang invasi AS ke Irak, isu nuklir Iran, dan isu Suriah. Di sini
terlihat bahwa Rusia dan China berupaya menjadi penyeimbang dari dari dominasi
Amerika Serikat di tingkat global.
Secara geopolitik, letak geografis China yang
berdekatan dengan Rusia sangat menguntungkan. Adanya kunjungan ini juga
mendorong kesepakatan pembangunan jalur pipa minyak gas dari Rusia ke China.
Selain dengan China, selama ini Rusia selalu dianggap
mendukung pemerintah Suriah terkait dengan pergolakan Suriah saat ini. Hal ini
terlihat saat Rusia menggunakan hak vetonya dalam rancangan resolusi Arab-Barat yang diajukan
Maroko di forum Dewan Keamanan PBB.[3] Dukungan Rusia terhadap Suriah ini
terkait dengan kepentingan Rusia terhadap Suriah yang dinilai sangat
menguntungkan karena Suriah memiliki nilai startegis secara militer dan
politik.. Rusia merupakan penyuplai senjata
ke Suriah dan Suriah
adalah pasar senjata Rusia terbesar di Timur Tengah. Hampir semua peralatan
militer Suriah adalah buatan Rusia. Di tengah gencarnya aksi unjuk rasa anti rezim Presiden Assad di Suriah, Rusia justru
mengirim 60 ton senjata, lengkap dengan suku cadangnya. Rusia juga sepakat untuk menyuplai Suriah dengan 130 pesawat jet tempur
tipe Yak-130 dengan nilai kontrak 550 juta dollar AS dan kontrak bisnis
peralatan militer lainnya senilai 700 juta dollar AS. Neraca perdagangan Rusia-Suriah saat ini mencapai nilai
hampir dua miliar dollar AS, khususnya dalam kerja sama di bidang minyak dan
gas.[4]
Selain itu hubungan
Rusia dengan Suriah ini dinilai sebagai suatu upaya Rusia untuk membendung
pengaruh Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah. Rusia seolah ingin menunjukkan bahwa pihak Barat, khususnya AS, tidak bisa bergerak
semena-mena secara sepihak.
c. kerjasama internasional
Salah satu prioritas Rusia dalam hal
hubungan internasional adalah terus berperan aktif dalam kerjasama
internasional. Salah satunya adalah membentuk forum kerjasama ekonomi dalam BRICS.
BRICS adalah sebuah organisasi internasional yang terdiri dari negara-negara yang
ekonominya mulai diperhitungkan di tingkat global yaitu Brazil, Rusia, India,
China, dan Afrika Selatan. BRICS merupakan hasil dari pertemuan pada tahun 2010
di Afrika Selatan. Anggota BRICS adalah negara berkembang dan negara
industri baru yang dilihat dari
pertumubuhan ekonomi dan pengaruh mereka di tingkat regional dan global. Tahun 2013 negara BRICS yang mempunyai GDP
sebesar US$ 14,9 juta dan diperkirakan mempunyai GDP sebesar US$ 4 milyar jika
digabungkan dengan pedapatan luar negerinya.[5]
Dalam kebijakan luar negerinya, Putin menganggap BRICS sebagai hal yang
penting. Ia menekankan tentang adanya kesamaan di antara Negara anggota BRICS,
yaitu adanya kesamaan pandangan dan kesamaan keinginan dalam menciptakan
kekuatan multipolar dunia, dan yang paling mendasar adalah kedaulatan nasional sebagai struktur
fundamental dalam system dunia. Konsep ini menentang pendapat Barat bahwa
kedaulatan suatu Negara saat ini sudah tidak berarti. Semua Negara BRICS
mempunyai kedaulatan penuh dan kebebasan dalam menjalankan kegiatannya
berdasarkan kemampuan masing-masing dan tidak dibatasi oleh aturan formal
aliansi. Negara eropa mempunya ekonomi yang bagus tetapi terikat secara
politik.[6]
[1] A.
Fahrurodji. 2005. Rusia Baru Menuju
Demokrasi Pengantar Sejarah dan Latar Belakang Budayanya. Jakarta: Yayaysan
Obor Indonesia. Hal 232
[2] Kompas,
25 Maret 2013. Putin Bangga Dikunjungi Xi
: BRICS Diharapkan berperan Lebih Aktif secara Global. Hal 11
[3]Egidius Patnistik. (ed). 13
Februari 2012 Hubungan Rusia-Suriah Amat Strategis dari http://international.kompas.com/read/2012/02/13/08091460/Hubungan.Rusia.Suriah.Amat.Strategis# (diakses 6 April 2013 jam 08:01)
[6] Flodor Lukyanov. What Holds The
BRICS Together?. dari: http://eng.globalaffairs.ru/redcol/What-holds-the-BRICS-together-15910 (diakses pada 6 April 2013 jam 8:25)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar