Rabu, 16 Mei 2012

BURUKNYA PENGELOLAAN SAMPAH SEBAGAI SALAH SATU MASALAH PUBLIK DI INDONESIA


Isu lingkungan hidup kini menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir dan marak dikampanyekan juga istilah seperti ‘global warming’ atau pemanasan global pada masyarakat. Kerusakan lingkungan itu sendiri lebih banyak diakibatkan oleh perilaku manusia, seperti penebangan hutan secara besar-besaran, polusi udara akibat banyaknya kendaraan bermotor, asap pabrik, kebakaran hutan, pengelolaan sampah yang kurang, pembangunan infrastruktur yang tidak berwawasan lingkungan, dan lain sebagainya.
            Permasalahan lingkungan saat ini semakin rumit dan kompleks, terutama di kawasan kota-kota besar yang padat penduduk dan banyak pembangunan yang tidak teratur. Akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan lingkungan ini juga sudah semakin terasa, misalnya terjadinya anomali cuaca ataupun bencana alam seperti banjir yang tiap tahunnya selalu  melanda salah satu kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta.
            Salah satu yang termasuk ke dalam permasalahan lingkungan hidup dan yang paling akrab dengan kehidupan sehari-hari adalah masalah pengelolaan sampah. Permasalahan sampah kini telah menjadi salah satu masalah publik yang serius dan sangat penting untuk segera diselesaikan. Di Indonesia, produksi sampah yang besar baik dari penduduk maupun sampah dari industri tidak diimbangi dengan pengelolaan sampah yang baik. Menurut Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, Balthasar Kambuaya, produksi sampah di Indonesia untuk setiap rumah tangga menghasilkan dua liter sampah setiap harinya. Sampah-sampah yang dihasilkan tersebut kebanyakan tidak dikelola dengan baik sehingga akibatnya sering kita temui tumpukan sampah yang menggunung di pinggir jalan, mengotori selokan atau saluran air, dan lebih banyak lagi yang mencemari sungai, juga menimbulkan penyakit.
            Sampah-sampah itulah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di kota-kota besar karena menghambat saluran air yang ada sehingga air hujan yang seharusnya bisa ditampung meluap hingga menggenangi jalan raya, hampir di setiap hujan deras.
            Faktor-faktor yang menyebabkan buruknya pengelolaan sampah di Indonesia antara lain karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Masyarakat sudah sangat terbiasa membuang sampah-sampahnya ke sungai tanpa peduli bahwa itu akan menimbulkan polusi. Ketidakdisiplinan masyarakat dalam membuang sampah juga seing terjadi di mana saja, seperti di tempat umum atau di jalan raya, seolah-olah masyarakat tidak peduli bahwa perilakunya membuat lingkungan menjadi tidak sedap dipandang. Hal ini sangat berbeda dengan negara-negara lain yang masyarakatnya punya kesadaran tinggi tentang menjaga lingkungannya, sehingga tempat-tempat umum di sana selalu terlihat rapi dan bersih. Ini artinya pendidikan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungannya sangat penting untuk dilakukan demi kelangsungan hidup manusia, untuk menjaga keanekaragaman hayati, dan warisan untuk generasi yang akan datang.
            Faktor lainnya adalah kurangnya fasilitas kebersihan yang seharusnya tersedia, misalnya di tempat-tempat umum ataupun di pinggir jalan. Hal ini kemudian menjadi alasan bagi masyarakat untuk membuang sampah sesuka hatinya karena tidak menemukan tempat sampah.
            Kemudian kurangnya peran pemerintah dalam menangani masalah ini juga menjadi salah satu faktor. Sebenarnya pemerintah sudah mempunya aturan tentang pengelolaan sampah, seperti UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah dan Permendagri No 33 Tahun 2010 tentang pengelolaan persampahan. Namun realita yang terjadi aturan-aturan ini tidak banyak merubah keadaan. Pencemaran sungai dan laut akibat sampah, sampah yang berserakan di tempat-tempat umum, dan lain sebagainya sepertinya tidak berkurang.
Kemampuan Pemerintah dalam menangani sampah masih sangat terbatas. Secara Nasional, dari tahun 2000 sampai 2005, tingkat pelayanan baru mencapai 40 % dari volume sampah yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk yang tinggi  menyebabkan semakin tingginya volume sampah yang harus dikelola setiap hari sehingga bertambah sulit karena semakin besar beban yang harus ditangani.
Terdapat beberapa saran yang dapat digunakan dalam penanganan masalah sampah di Indonesia, antara lain:
1.            Perlu sosialisasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah rumah tangga yang merupakan sumber utama sampah-sampah yang ada.
2.            Pemerintah perlu mengadakan sosialisasi tentang pengurangan penggunaan kantong plastik atau diharapkan dapat memberi subsidi pengadaan kantong plastik yang dapat didaur ulang sehingga lebih ramah lingkungan.
3.            Pemerintah harus melibatkan langsung masyarakat dalam pengelolaan sampah, misalnya produksi pupuk kompos/organic basis sampah.
4.            Pemerintah dalam menyosialisasi dan aplikasi Go Green, perlu melibatkan perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan sampah/lingkungan bersama penyuluh lapang, agar bisa tercipta atau aplikasi langsung pengelolaan sampah/lingkungan berbasis entrepreneur di tengah masyarakat, baik kota maupun pedesaan.

3 komentar:

  1. kalo menurut sy buka soal baik ataupun buruknya penanganan,tapi arah sasarannya yg hrs tepat.Sampek saat ini sampah yg gak teratasikan sampah yg sama skali tdk dpt dimanfaatkan,sedangkan yg terus di umek-umek kan sampah yg masih bisa dimanfaatkan,sy kira sampah yg demikian itu tanpa di usik sdh berjalan mulus,pr pemulung dtg tanpa di undang,makanya maksud sy sampah yg gak dpt dimanfaatkan itulah sasaran penanganan,caranya(buka)www.teknologitpa.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih sarannya ya. semoga penanganan sampah di indonesia semakin membaik ^^

      Hapus
  2. Kesadaran dari warga sendiri juga menjadi masalah dalam pengelolaan sampah ini. Bayangkan saja, di objek wisata semisal Pelabuhan Ratu saja sudah dipenuhi sampah. Seperti yang terungkap di sajian berita http://bit.ly/1ju4NCa . Dikutip dari sumber berita tersebut, Seketaris Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sukabumi, Jujun Junaeni mengaku bahwa sampah tersebut berasal dari sungai2 kecil yang ada di sekitar pantai dan limbah dari masyarakat serta restauran yg ada di bibir pantai.

    BalasHapus

Share on :