Dalam
suatu kelompok masyarakat, pastinya akan selalu terdapat nilai-nilai sosial
yang dijadikan acuan atau pedoman dalam bertingkah laku oleh masyarakat yang
menganutnya. Nilai-nilai sosial yang ada tersebut dapat bersumber dari adat
istiadat dan budaya masyararakat, ajaran agama, bahkan politik.
Nilai-nilai sosial itu tidak hanya
mempengaruhi penilaian orang terhadap baik-buruknya sesuatu, benar atau salah,
bagus atau tidaknya suatu hal atau perbuatan, namun juga dapat mempengaruhi
seseorang atau kelompok masyarakat dalam meningkatkan kesuksesannya (achievement).
Nilai-nilai sosial yang dapat
mempengaruhi kesuksesan individu atau kelompok dalam meraih kesuksesannya juga
dapat menjadi acuan dalam melakukan kegiatan pembangunan antara lain adalah
nilai religius (nilai agama), nilai pendidikan, dan nilai universal.
Nilai religius atau nilai agama
merupakan nilai-nilai yang berasal dari ajaran agama yang diwahyukan oleh
Tuhan. Pancasila yang merupakan ideologi bangsa Indonesia juga telah
menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia merupakan bangsa yang religius, yaitu
melaksanakan segala kegiatannya berdasarkan nilai-nilai ketuhanan.
Di dalam agama Islam misalnya, menurut
Nurcholish Madjid[1], ada beberapa nilai-nilai keagamaan
dasar yang harus ditanamkan sejak dini, yaitu:
a.
iman,
yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada Tuhan
b.
Islam, yaitu
sikap pasrah dan taat terhadap aturan Allah
c. Ihsan, yaitu
kesadaran yang sedalam - dalamnya bahwa Allah senantiasa hadir bersama
kita dimana saja berada sehingga kita senantiasa merasa terawasi
d. Taqwa, yaitu
sikap yang sadar bahwa Allah selalu mengawasi kita sehingga kita hanya berbuat
sesuatu yang diridlai Allah dan senantiasa menjaga diri dari perbuatan yang
tidak diridlai –Nya
e. Ikhlas, yaitu
sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan semata – mata demi memperoleh
ridla Allah
f. Tawakkal, yaitu
sikap senantiasa bersandar kepada Allah dengan penuh harapan kepada-Nya dan
keyakinan bahwa dia akan menolong dalam mencari dan menemukan jalan yang
terbaik
g. Syukur, yaitu
sikap penuh rasa terima kasih dan penghargaan atas segala nikmat dan karunia
yang tidak terbilang banyaknya
h. Shabar, yaitu
sikap tabah menghadapi segala kepahitan hidup, besar dan kecil, lahir dan batin,
fisiologis maupun psikologis
Dari nilai-nilai keagamaan yang telah
dijelaskan di atas dapat diketahui bahwa agama dapat mempengaruhi keadaan
sosial, emosional, dan spiritual seseorang. Dalam hal sosial, terdapat sifat
taqwa kepada Allah yaitu sikap menyadari bahwa Allah selalu melihat apa yang
manusia lakukan sehingga muncul kesadaran sebagai seorang manusia haruslah
selalu berbuat baik, tidak hanya pada diri sendiri juga kepada orang lain.
Dalam hal emosional, seseorang yang memegang teguh ajaran agamanya akan
senantiasa menjadi orang yang sabar dalam menghadapi segala cobaan hidupnya,
tidak mudah terpancing emosi dan berusaha menyelesaikan masalah dengan tenang.
Berikutnya, dalam hal spiritual, seseorang yang religius akan senantiasa muncul
sifat-sifat seperti selalu ingat pada Allah, selalu bersyukur, bertawakal,
ikhlas, sabar, jujur, dan lain sebagainya.
Berikutnya, salah satu nilai yang
menunjang terlaksananya kegiatan pembangunan adalah pendidikan. Pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting karena pendidikan dapat membentuk
karakter suatu bangsa menjadi lebih beradab, juga tentunya dapat meningkatkan
sumber daya manusia yang ada hingga menjadi lebih berpengetahuan dan terampil
dalam menyelesaikan masalah, dan akan mendorong terjadinya suatu kemajuan.
Terdapat dua jenis pendidikan, yaitu
pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal merupakan
pendidikan yang ditempuh dengan mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah
dan terdiri dari berbagai jenjang, mulai dari Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan
Perguruan Tinggi. Sedangkan pendidikan informal merupakan pendidikan yang tidak
ditempuh melalui sekolah, namun bisa berasal dari belajar secara otodidak,
mengikuti kursus, pelatihan, ataupun seminar. Pendidikan informal ini sangat
berguna dalam meningkatkan softskill seseorang.
Berikutnya adalah nilai universal.
Nilai universal merupakan nilai yang menganggap bahwa terdapat kesetaraan di
antara semua manusia. Semua manusiapada dasarnya adalah sama, tanpa perlu
memandang perbedaan-perbedaan, seperti agama, ras, suku, bangsa, ideologi,
tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, gender, dan lain sebagainya. Karena itulah
nilai universal menginginkan adanya kesetaraan dalam pembangunan, yaitu
terwujudnya suatu pemerataan hasil yang diperoleh dari suatu program
pembangunan itu, sehingga nantinya tidak terjadi suatu kesenjangan sosial
antara kaya dan miskin, ataupun kesenjangan yang terjadi antara pusat dan
daerah.
[1]
Mazguru. 2009. Internalisasi
Nilai-Nilai Keagamaan untuk Membentuk Kepribadian Muslim.
http://mazguru.wordpress.com diakses tanggal 30 April 2012 jam 13:21
Saya sependapat dengan apa yang dipaparkan pada uraian di atas, karena pengetahuan yang telah ada memang menguraikan tentang nilai agama itu seperti hal di atas. Adapun pembaca lain menghendaki untuk mengembangkan, saya kira harus ijin dahulu kepada penulis yang pertama.
BalasHapus