Jumat, 16 Maret 2012

Dampak Pelaksanaan Pembangunan Indonesia dalam Teoritisasi Hubungan Internasional


Sebagai salah satu anggota masyarakat internasional, Indonesia pasti akan menjalin hubungan dengan berbagai negara yang ada di dunia demi memenuhi kebutuhan dan kepentingan nasional negaranya. Tidak dapat dipungkiri, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga sangat bergantung pada negara-negara yang lebih maju dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang sosial, politik, militer, ilmu pengetahuan, teknologi,  dan terutama dalam bidang ekonomi yang erat kaitannya dengan tujuan negara untuk menyejahterakan rakyat. Atas dasar itulah kemudian Indonesia menjalin relasi dengan negara-negara yang ada di dunia, utamanya dengan negara maju. 
            Hubungan Indonesia dengan  Amerika Serikat  erat kaitannya dengan pelaksanaan program pembangunan yang diterapkan pemerintah, yang di dalamnya terjadilah suatu modernisasi, industrialisasi, dan globalisasi, yang kemudian memunculkan  suatu ketergantungan (dependency) antara Indonesia dengan Amerika Serikat, dan munculnya sebuah sistem dunia (world system).
            Dampak pembangunan, yaitu globalisasi, telah terjadi di berbagai aspek kehidupan kita, mulai dari bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, juga teknologi informasi. Globalisasi merupakan  keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.[1] Globalisasi merupakan suatu keadaan di mana antara negara satu dengan yang lainnya semakin terikat.
            Dalam hubungan internasional, fenomena globalisasi ini memunculkan teori  Neo-liberal internasionalisme[2]. Teori ini cenderung menggunakan istilah globalisasi dalam berbagai pengertian positif karena memicu tumbuh kembang ekonomi suatu secara lebih baik melalui perdagangan (commerce) dan free trade  yang diharapkan merupakan ladang subur bagi benih-benih perdamaian dan akan terjalin mutual understanding. Mutual understanding inilah yang oleh neo-liberal internasionalisme menjadi faktor kunci mencegah perang.
             Sebagai contoh dampak globalisasi di Indonesia misalnya dalam ranah budaya, seni musik, ataupun seni tari yang populer di kalangan anak muda di Indonesia adalah yang berasal dari Amerika, seperti musik hiphop, rock, jazz, pop, breakdance, dan lain sebagainya. Tak hanya di dunia seni, fashion dan makanan yang berasal dari Amerika Serikat juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia dan menunjukkan kelas sosialnya. Dalam bidang teknologi, teknologi internet telah menjadi kebutuhan di Indonesia, begitupun gadget-gadget lainnya yang menyajikan fitur-fitur canggih. Selain itu dampak globalisasi di bidang perdagangan misalnya dengan adanya perdagangan internasional.
            Seperti yang terlihat dalam kenyataannya, globalisasi didominasi oleh negara adidaya—yaitu  Amerika Serikat—yang mengendalikan negara-negara kecil dan membuatnya semakin tidak berdaya. Sekilas, konsep globalisasi hampir sama dengan konsep teori dependensi yang meyakini adanya penindasan dari negara maju pada negara kecil dengan memanfaatkan ketergantungan mereka. Inilah yang juga terjadi pada kebanyakan negara berkembang, termasuk Indonesia.  
            Dependensi adalah suatu hubungan yang terjalin antara negara dunia ketiga yang merupakan kumpulan dari negara berkembang dan cenderung miskin dengan negara-negara maju dan kuat. Jadi yang dimaksud di sini adalah adanya pengaruh dari pihak luar atau asing yang mengakibatkan terganggunya sistem ekonomi suatu negara dan memunculkan penindasan dari negara yang kuat ke negara yang lemah. Pengaruh asing yang dimaksud bisa dalam bidang ekonomi, politik, teknologi, maupun budaya.
            Contoh pengaruh dari luar dalam bidang ekonomi misalnya adalah penanaman modal asing berupa perusahaan multinasional atau MNC. Dengan adanya MNC, kemudian akan selalu diikuti dengan adanya transfer teknologi yang justru semakin memudahkan masuknya budaya asing ke suatu negara, misalnya  gaya hidup, seni, dan lain sebagainya. Hal ini kemudian lebih dikenal sebagai westernisasi.
            Salah satu hal yang sangat menunjukkan adanya ketergantungan Indonesia dengan Amerika Serikat adalah keberadaan MNC dari Amerika Serikat yang seakan menggeser posisi Indonesia sebagai tuan rumah. MNC-MNC itulah yang mengebor minyak ataupun barang tambang lain di Indonesia dan mengolahnya dan menikmati keuntungan yang tinggi, sedangkan Indonesia tidak mendapat keuntungan yang sebanding dan selayaknya sebagai pemilik sumber daya. Hal ini terjadi karena Indonesia belum mampu mengolah sumber daya yang ada sehingga membutuhkan bantuan-bantuan asing untuk mengolahnya. Indonesia selama ini hanya menjadi pengekspor bahan-bahan mentah (komoditi) ke luar negeri, yang kemudian diolah sedemikian rupa menjadi barang siap (manufactured) dan Indonesia harus membeli lagi hasil barang jadinya dengan harga yang lebih mahal. Ini jelas merugikan Indonesia.
            Tak hanya itu, Indonesia juga membutuhkan cukup dana untuk menyeimbangkan neraca pembayarannya yang diperoleh dari hutang luar negeri, yang berasal dari IMF ataupun bank dunia yang kemudian mengakibatkan krisis hingga saat ini.
            Asal muasal hutang luar negeri adalah pada masa Perang Dunia II, yang pada saat itu banyak negara yang mengalami kehancuran akibat perang, terutama bagi negara dunia ketiga yang masih dalam tahap berkembang dan miskin. Amerika Serikat saat itu muncul sebagai negara pemenang perang dan menjadi negara super power kemudian menawarkan berbagai bantuan untuk memperbaiki keadaan dan memperlancar pembangunan infrastruktur di negara-negara tersebut termasuk bagi Indonesia. Ketika Soekarno digulingkan oleh Soeharto pada tahun 1965,  Indonesia menerima bantuan untuk membantu pemulihan ekonomi dalam bentuk hutang dari IMF, dan menyebabkan krisis karena hutang luar negeri Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
            Jadi dapat disimpulkan bahwa Indonesia mengalami ketergantungan karena adanya monopoli modal asing, pembiayaan dari modal asing, transfer teknologi yang justru menguntungkan asing, dan berbagai dominasi asing di sektor ekonomi, perbankan, politik, dan pendidikan yang semakin menyengsarakan Indonesia. 
            Dalam perkembangannya kemudian muncul teori yang merupakan kritik dari teori dependensi, yaitu teori sistem dunia (world system theory). Menurut teori ini, sistem kapitalis telah mancakup seluruh negara di dunia tanpa kecuali dan telah memunculkan interdependensi antara dua negara atau lebih yang saling bekerja sama. Teori ini menganggap bahwa tidak ada negara yang bisa melepaskan diri dari sistem kapitalis.
            Kapitalisme pada awalnya hanya merubah cara produksi yang digunakan untuk konsumsi sendiri menjadi produksi untuk menjual, dan kemudian berkembang menjadi liberalisme, individualisme, komersialisme dan pasar bebas. Kapitalisme pada kenyataannya tidak hanya merubah sistem ekonomi saja tapi juga struktur kehidupan masyarakat dan bentuk negara. Adanya ketergantungan Indonesia terhadap Amerika Serikat, juga ketidakmampuan Indonesia untuk melepaskan diri dari sistem kapitalis yang mendunia membawa dampak yang sangat signifikan terhadap pembangunan di Indonesia.


SUMBER BACAAN:

Anggia. 25 Maret 2011. Teori Sistem Dunia dan Siklus Panjang (World System and Long Cycle Theory). Dipetik 16 Maret 2012, dari Gia's Under Construction: http://anggia-megani.blogspot.com diakses jam 11:58 WIB

anonim. 1 Maret 2012. Globalisasi. Dipetik 16 Maret 2012, dari Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas : http://id.wikipedia.org diakses jam 11.30 WIB

Candradewi, Renny. 1 April 2010. Liberalisme dan Neo-Liberalisme Hubungan Internasional: Teorinya. Dipetik 16 Maret 2012, dari JurnalPhobia: http://frenndw.wordpress.com diakses jam 12:02 WIB

Nurul. 26 Juni 2009. Dependenci Theory and Indonesia. Dipetik 16 Maret, 2012, dari kompasiana: http://ekonomi.kompasiana.com diakses jam 11:30 WIB

Widodo, S. 1 Februari 2008. Perspektif Sistem Dunia . Dipetik 16 Maret 16 2012, dari scribd: http://www.scribd.com diakses jam 11:22 WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share on :